Senin, 06 Juni 2011

World Migratory Bird Day 2011



Ingin seperti burung migran yang bisa terbang dan melakukan perjalanan yang jauh untuk dapat berpindah-pindah negara. Itulah kesan pertama setelah saya mengenal yang namanya burung migran. Burung-burung itu melakukan perjalanan jauh untuk berpindah lokasi. Migrasi burung-burung ini dilakukan terutama karena pergantian musim. Perpindahan burung-burung ini umumnya terjadi setahun sekali selama bulan Mei, inilah yang menarik minat pengamat burung dunia, termasuk Indonesia. Dan hal itu pula yang membuat saya tertarik mengamati burung penjelajah ini.

Dalam rangka memperingati World Migratory Bird Day 2011 (WMBD 2011) atau lebih kita kenal dengan hari burung migran sedunia, Biopalas-USU (Indonesia) tidak mau kalah dengan negara-negara luar yang juga mengambil bagian dalam event internasional tersebut, seperti yang bisa kita lihat dalam situsnya www.worldmigratorybirdday.org WMBD adalah sebuah event yang dimulai pada tahun 2006 dan merupakan kampanye tahunan peningkatan kesadaran menyoroti perlunya perlindungan burung migran dan habitatnya. Pada akhir pekan kedua selama bulan Mei, orang di seluruh dunia ikut memperingati dan membuat kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti festival burung, pendidikan dan pengenalan burung migran serta perjalanan mengamati burung migran. Ada beberapa negara dari seluruh dunia yang mengikuti event tersebut untuk regional Asia Pasifik antara lain Australia, Bangladesh, India, Malaysia, Mongolia, Nepal, Pakistan, Palau, Republik Korea, Singapura dan Indonesia serta beberapa negara dari regional lain.
Perwakilan dari Indonesia yang pada saat itu diikuti oleh beberapa provinsi antara lain Kalimantan Barat, Aceh besar, Jawa tengah, Jakarta, Bali, Jogyakarta dan yang terakhir adalah Sumatera Utara. Sumut yang pada saat itu hanya diikuti oleh satu peserta yaitu Biopalas-USU. Pecinta alam ini memang sedikit berbeda apabila dibandingkan dengan mahasiswa pecinta alam (mapala) lain yang ada di Sumatera Utara. Organisasi intern Departemen Biologi ini sangat aktif sekali dalam mempelajari lingkungan hidup dan konsen terhadap biodiversitas yang ada didalamnya. Para mahasiswa biologi pecinta alam dan studi lingkungan hidup ini juga diketahui baru selesai melakukan survei biodiversitas amfibi, reptil, dan fungi di wilayah hutan Sibolangit Sumatera Utara.



Dalam event WMBD 2011, Biopalas melakukan pengambilan data burung migran selama dua hari pengamatan di dua lokasi yang berbeda yakni Bagan Percut dan Pantai Labu. Biopalas bermodalkan hanya lima anggota yang mengikuti kegiatan ini mengingat anggota yang lain masih ada kegiatan kuliah dan kegiatan penting lainnya. Walaupun hanya bermodalkan anggota yang minim, saya Juhardi Sembiring beserta rekan saya lainnya Chairunnas Adha Putra, T. Gilang Pradana, Dessy Hikmatullah dan Afriska Ramadhani tetap semangat dan serius dalam melakukan pengamatan. Situasi semakin sepi pada saat pengamatan hari kedua, Gilang, Desssy dan Afriska terpaksa tidak ikut karena berhalangan. Tanpa mengurangi rasa semangat berdua saya dan Chairunnas memacu sepeda motor menuju pantai labu dan sepanjang perjalanan memasuki kawasan tersebut beberapa burung yang sangat mempesona lalu-lalang di langit dan hinggap dibeberapa pohon dan kabel listrik. Kami meyempatkan diri untuk mengambil foto dari beberapa burung indah tersebut. Selang beberapa menit kemudian kembali kami pacu sepeda motor dan akhirnya tiba di lokasi. Saya melihat begitu luasnya hamparan pasir dan lumpur dengan burung-burung yang tersusun rapi dan berterbangan di sekitarnya, diiringi suara dari kicauan burung dan suara kapal nelayan yang sedang lewat. Kami mulai mengeluarkan teropong dan kamera untuk memulai pengamatan di hari kedua ini. Tiga jam pengamatan berlalu air laut sudah mulai pasang mengakhiri pengamatan saat itu. Di ujung perjalanan, kami berdua mulai mentabulasikan data yang kami dapat selama dua hari pengamatan. Berikut ini data yang kami peroleh: 73 Limosa lapponica, 1 Arenaria interpres, 3 Charadrius mongolus, 46 Numenius phaeopus, 2 Tringa cinereus. Tergolong sedikit jenis yang ditemukan tetapi kami tetap merasa beruntung masih berjumpa burung-burung penjelajah tersebut. Saya pribadi tidak tahu mengapa hanya sedikit jenis burung migran yang ditemukan tapi yang jelas semoga data yang kami peroleh ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagai sumber informasi dan harapannya perhatian akan pentingnya habitat burung migran juga mampu menjaga kelestarian hutan-hutan mangrove di wilayah Sumatera utara. Kelestarian habitat diharapkan nantinya semakin banyak burung-burung migran yang singgah di Sumatera Utara.

Juhardi Sembiring (Belajar Menulis)
Relawan Biopalas

1 komentar: