Kamis, 06 Desember 2012

DISKUSI ILMIAH BERSAMA BAS VAN BALEN

..
DISKUSI ILMIAH Bersama BAS VAN BALEN


Kedatangan Bas Van Balen berkunjung ke Biologi bukan suatu perencanaan yang mendadak. Biopalas yang mendapatkan kepercayaan untuk menyelenggarakan diskusi ini, telah mendapat kabar sebelumnya bahwa beliau ingin menyampaikan materi tentang Burung sekaligus sharring pengalaman, selama menjadi sorang pengamat sekaligus peneliti Burung dalam dan luar negeri. Bukan suatu alasan jika beliau ingin berkunjung sebab Biopalas sebagai Lebaga Kecil yang sering berkecimpung dalam survey burung.     

            Bagi pengamat burung Indonesia tentunya sosok Bas Van Balen tidak mungkin tidak mengenalnya. Beliau telah bergaul di dunia burung sejak 1979 khususnya wilayah Indonesia. Banyak penelitian dan penemuan telah dipublis, baik itu berupa artikel, buku, serta tulisan lainnya. Jika berbicara buku tentunya kita mengenal seri panduan lapangan BSJBK yang ditulisnya bersama John MacKinnon dan Karen Phillips serta buku-buku Burung lainnya.
           
Diskusi ilmiah ini berlangsung pada tanggal 3 desember 2012 bertempat di unit 7 lantai dua,Dep. Bologi penyampaian materi dibawakan langsung oleh pak Bas, demikian sapaannya, diskusi ini  diikuti oleh 31 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan para aktivis lingkungan Mistar kamsi (YEL), Hasri A (Yagasu), Junaidi S (Sumatera&Biyond), Chairunnas A dan Desy H

.
Fot 2. Peserta memperhatiak pemaparan dan penjelasan materi materi
 
            Kurang lebih selama 1 jam beliau menyampaikan materi yang dan ikuti oleh sesi pertanyaan. Pak Bas ‘ demikian sapaanya’, menyampaikan materi tentang sejarah perkembangan Entomologi serta metode dan tehnik pengamatan Burung dilapangan.


Beliau juga menyampaikan materi pengambilan sampel secara ilmiah baik itu di ekosistem hutan dan  pantai sebagai wilayah singgah burung migrasi. Disamping itu beliau mempublikasikan 9 Jenis baru yang ditemukan mereka dibeberapa wilayah di Indonesia. Pak Bas  menuturkan rencananya untuk membuat buku panduan lapangan dan sedikit revisi dari panduan burung sebelumnya yaitu panduan lapangan J. MacKinnon. Hal ini disampikannya, berdasarkan pengamatan yang dilukannya bertahun-tahun di wilayah Indonesia bahwa “terdapat jenis yang sebenernya memiliki kekerabatan yang hampir sama padahal sebenarnya berbeda, demikian juga sebaliknya, sehinnga perlu sedikit revisi dalam penamaan pada buku tersebut. Beliau menjelaskan “bahwa wilayah Indonesia mempunyai potensi ekosistem yang sangat baik bagi habitat burung khusnya sumatera”, hal ini ditandai denagan ditemukannya Spesies baru diwilayah Aceh.            

            Pak bas juga menegaskan tujuan dari setiap pengamatan yang dilakukan “jika anda memiliki data lebih baik di share kepada orang lain baik itu kampus, instansi, media cetak maupun jurnal resmi”. Di harapkan dari data yang ada dapat menambah informasi bermanfaat bagi orang lain.
.
   

Oleh : Boy Sandi
foto  :  Chairunas A Putra
...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar