DISKUSI
ILMIAH Bersama BAS VAN BALEN
Kedatangan
Bas Van Balen berkunjung ke Biologi bukan suatu perencanaan yang mendadak.
Biopalas yang mendapatkan kepercayaan untuk menyelenggarakan diskusi ini, telah
mendapat kabar sebelumnya bahwa beliau ingin menyampaikan materi tentang Burung
sekaligus sharring pengalaman, selama
menjadi sorang pengamat sekaligus peneliti Burung dalam dan luar negeri. Bukan suatu
alasan jika beliau ingin berkunjung sebab Biopalas sebagai Lebaga Kecil yang
sering berkecimpung dalam survey burung.
Bagi pengamat burung Indonesia tentunya sosok Bas Van Balen tidak mungkin tidak mengenalnya. Beliau telah bergaul di dunia burung sejak 1979 khususnya wilayah Indonesia. Banyak penelitian dan penemuan telah dipublis, baik itu berupa artikel, buku, serta tulisan lainnya. Jika berbicara buku tentunya kita mengenal seri panduan lapangan BSJBK yang ditulisnya bersama John MacKinnon dan Karen Phillips serta buku-buku Burung lainnya.
Diskusi
ilmiah ini berlangsung pada tanggal 3 desember 2012 bertempat di unit 7 lantai
dua,Dep. Bologi penyampaian materi dibawakan langsung oleh pak Bas, demikian
sapaannya, diskusi ini diikuti oleh 31
peserta yang terdiri dari mahasiswa dan para aktivis lingkungan Mistar kamsi
(YEL), Hasri A (Yagasu), Junaidi S (Sumatera&Biyond), Chairunnas A dan Desy
H
.
|
Beliau juga menyampaikan materi
pengambilan sampel secara ilmiah baik itu di ekosistem hutan dan pantai sebagai wilayah singgah burung migrasi.
Disamping itu beliau mempublikasikan 9 Jenis baru yang ditemukan mereka
dibeberapa wilayah di Indonesia. Pak Bas menuturkan rencananya untuk membuat buku
panduan lapangan dan sedikit revisi dari panduan burung sebelumnya yaitu
panduan lapangan J. MacKinnon. Hal ini disampikannya, berdasarkan pengamatan yang
dilukannya bertahun-tahun di wilayah Indonesia bahwa “terdapat jenis yang
sebenernya memiliki kekerabatan yang hampir sama padahal sebenarnya berbeda,
demikian juga sebaliknya, sehinnga perlu sedikit revisi dalam penamaan pada
buku tersebut. Beliau menjelaskan “bahwa wilayah Indonesia mempunyai potensi
ekosistem yang sangat baik bagi habitat burung khusnya sumatera”, hal ini
ditandai denagan ditemukannya Spesies baru diwilayah Aceh.
Pak
bas juga menegaskan tujuan dari setiap pengamatan yang dilakukan “jika anda
memiliki data lebih baik di share kepada
orang lain baik itu kampus, instansi, media cetak maupun jurnal resmi”. Di harapkan
dari data yang ada dapat menambah informasi bermanfaat bagi orang lain.
.Oleh : Boy Sandi
foto : Chairunas A Putra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar